← Kembali ke Daftar
Kultum 27 December 2025

Menjaga Lisan

Penulis: 1x Dilihat
Materi Kultum: Menjaga Lisan

Materi Kultum Penggugah Jiwa

"Menjaga Lisan: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat"

1. Pembukaan (Muqaddimah)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الصَّادِقِ الْأَمِينِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan mengajarkannya pandai berbicara. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pribadi yang jujur dan terpercaya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya.

Jamaah yang dimuliakan Allah, lisan adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan. Dengan lisan kita berdzikir, dengan lisan kita berdakwah. Namun, lisan juga bisa menjadi bumerang yang menjerumuskan kita ke dalam jurang kehancuran jika tidak dijaga dengan iman.

2. Setiap Kata Tercatat dengan Rapi

Kita sering menganggap remeh satu kalimat yang kita ucapkan atau kita ketik di media sosial. Padahal, tidak ada satu kata pun yang terlepas dari pengawasan Allah:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa lisan kita memiliki "arsip" yang sangat lengkap. Setiap fitnah, ghibah, atau candaan yang menyakiti hati orang lain akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

3. Bukti Keimanan adalah Menjaga Lisan

Rasulullah SAW memberikan standar yang sangat jelas bagi siapa saja yang mengaku beriman kepada Allah:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)

Diam bukanlah tanda kelemahan. Seringkali, diam adalah ibadah terbaik saat lisan kita cenderung ingin berkomentar buruk atau menyebarkan berita yang belum tentu benar. Menjaga lisan adalah cara termudah untuk menjaga hati dan harga diri.

4. Penutup: Lisan Sehat, Jiwa Selamat

Marilah kita mulai melatih lisan kita untuk hanya menyuarakan kebaikan. Jika tidak bisa memberikan solusi, janganlah lisan kita menjadi bagian dari masalah.

Berpikirlah sebelum berucap, apakah kata ini mendatangkan ridha atau murka Allah?

Hindari ghibah dan adu domba, karena itu adalah "makanan" yang merusak amal saleh.

Basahi lisan dengan istighfar dan shalawat sebagai pengganti kata-kata sia-sia.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ نُطْقَنَا ذِكْرًا، وَصَمْتَنَا فِكْرًا، وَنَظَرَنَا عِبْرَةً

"Ya Allah, jadikanlah ucapan kami adalah dzikir, diam kami adalah berfikir, dan pandangan kami adalah pelajaran."

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh